Selasa, 20 Desember 2016

MERCHANDISE INVENTORY (Persediaan Barang Dagang)




 Dalam menghitung persediaan barang dagang, dapat dikelompokkan dalam dua buku besar. Yaitu, General Ledger (buku besar umum) dan Subsidary Ledger (buku besar pembantu).
Buku besar pembantu sendiri ada tiga jenis, yaitu:
a.       Buku besar pembantu piutang. Yaitu buku besar yang digunakan untuk mengkelompokkan daftar pelanggan yang membeli barang dagang kepada perusahaan yang mencatat transaksinya secara kredit
b.      Buku besar pembantu utang. Yaitu sama halnya dengan buku besar pembantu piutang, namun perbedaannya adalah buku besar pembantu utang digunakan untuk mengelompokkan daftar pemasok dimana perusahaan yang mencatat transaksinya membeli barang dagang tersebut secara kredit kepada pemasok tersebut.
c.       Buku besar pembantu persediaan. Yaitu buku besar yang dipergunakan untuk memantau seberapa banyak persediaan barang dagang yang siap dijual kepada pelanggan.


Dalam melaporkan catatan persediaan barang dagang yang tersedia, ada tiga jenis metode yang dapat digunakan, yaitu:
1.      FIFO (First In, First Out) atau MPKP (Masuk Pertama, Keluar Pertama)
Dalam metode ini, yang digunakan adalah untuk menghitung arus kas bukan arus bagaimana barang tersebut masuk dan keluar. Yaitu, jika terjadi penjualan barang dagang, maka harga barang dagang yang pertama dibeli atau masuk ke gudang itulah yang akan dicatat pertama pada laporan transaksi.

2.      LIFO (Last In, First Out) atau MTKP (Masuk Terakhir, Keluar Pertama)
Yaitu jika terjadi penjualan barang dagang, maka harga barang yang terakhir dibeli atau masuk ke gudang itulah yang akan dicatat pertama pada laporan transaksi. Dalam metode ini, biasanya jarang digunakan dan bahkan tidak diperbolehkan digunakan karena laba yang akan diperoleh akan kecil, dan otomatis juga pajak tambahan yang akan disetorkan kepada pemerintah akan cenderung lebih kecil.

3.      Average (Rata-rata)
Yaitu, apabila terjadi pembelian atau penjualan barang dagang, harus selalu diperhitungkan harga satuannya, yaitu dengan cara membagi antara total harga barang dagangan tersebut dengan jumlah kuantitas barang dagangan yang siap dijual.




Contoh soal:
Item
Units
Costs
Jan
1
Inventory
1.000
$20,00

4
Sale at $30 per unit
700


10
Purchase
500
22,40

22
Sale at $30 per unit
360


28
Sale at $30 per unit
240


30
Purchase
600
23,30

Susunlah:
a.       Dengan metode FIFO
b.      Dengan metode LIFO
c.       Dengan metode Average
Penjelasan:
a.        

Purchases
Cost of Goods Sold
Inventory
Date
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Jan
1






1.000
20,00
20.000

4



700
20,00
14.000
300
20,00
6.000

10
500
22,40
11.200



300
20,00
6.000








500
22,40
11.200

22



300
20,00
6.000








60
22,40
1.344
440
22,40
9.856

28



240
22,40
5.376
200
22,40
4.480

30
600
23,30
13.980



200
22,40
4.480








600
23,30
13.980

31
Balance




26.720


18.460











b.       

Purchases
Cost of Goods Sold
Inventory
Date
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Jan
1






1.000
20,00
20.000

4



700
20,00
14.000
300
20,00
6.000

10
500
22,40
11.200



300
20,00
6.000








500
22,40
11.200

22



360
22,40
8.064
300
20,00
6.000








140
22,40
3.136

28



140
22,40
3.136








100
20,00
2.000
200
20,00
4.000

30
600
23,30
13.980



200
20,00
4.000








600
23,30
13.980


Balance




27.200


17.980

c.        

Purchases
Cost of Goods Sold
Inventory
Date
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Quantity
Unit Cost
Total Cost
Jan
1






1.000
20,00
20.000

4



700
20,00
14.000
300
20,00
6.000

10
500
22,40
11.200



800
21,50
17.200

22



360
21,50
7.740
440
21,50
9.460

28



240
21,50
5.160
200
21,50
4.300

30
600
23,30
13.980



800
22,85
18.280


Balance




26.900


18.280

Tidak ada komentar:

Posting Komentar